Wednesday, April 17, 2013

Ngantuk Yuk

Di sebuah kelompok diskusi, Tomi dan kawan-kawannya sedang membicarakan tentang tugas sekolah. DIdampingi oleh seorang guru, mereka membahas satu per satu materi yang akan diujikan esok hari. Diskusi berlangsung ramai dan antusias, mereka begitu bersemangat memberikan opini, menjawab pertanyaan dan bertanya apa yang mereka tidak tahu. Namun, setelah satu jam berlalu, Tomi yang semalam begadang nonton bola menguap dan bilan,"Ngantuk Bu..."
Ibu guru tersenyum dan bilang," Syukurlah, kamu masih bisa ngantuk Tomy"

Cerita apa coba...:D

Tapi memang benar, salah satu hal yang selama ini kerap kita anggap mengganggu, padahal sebenarnya sangat bermanfaat dan telah menyelamatkan banyak nyawa termasuk kita adalah rasa kantuk. 

Ngantuk adalah sebuah alarm bagi tubuh untuk segera mengistirahatkan diri, meski hanya sejenak, karena tubuh membutuhkannya. Coba bayangkan jika kita tidak mengalami fase mengantuk, ketika kita sedang mengendarai motor di jalan tol (emangnya bisa?) kemudian kita langsung tertidur tanpa melewati fase mengantuk.Ya, tahu sendiri kan akhirnya. Dengan adanya alarm ngantuk, kita bisa mengantisipasi, kemudian minggir dan istirahat sejenak.

Tubuh kita telah diciptakan dengan sangat sempurna, bahkan sampai detil yang seperti itu, namun apa pernah kiuta menyadarinya? Kebanyakan kita malah tidak menyukai hal ini, padahal ini adalah pertanda bahwa tubuh kita bisa bekerja dengan normal.

Tahukah kamu?
Mengantuk, adalah salah satu tanda bahwa kita adalah manusia yang bahagia. Mereka yang hatinya terhimpit rasa iri, terdesak tekanan masalah, atau terlilit hutang, ketika mereka tak mampu mengendalikan perasaan dan akhirnya mereka menjadi tak bahagia, maka tidur pun mereka tak akan bisa nyenyak.

Seperti halnya mengantuk, yang sering kita anggap hal yang mengganggu, sakit, adalah hal lain, yang sama-sama berupa alarm bagi tubuh. Ketika kita pusing, ketika kita sakit perut, ketika kita merasa demam, itu artinya tubuh sedang memberikan tanda bahwa ada yang tidak seimbang, dan harus diseimbangkan misalnya dengan makan, olahraga, atau istirahat. Tanpa adanya sakit, kita tak akan pernah tahu kalau ada yang tidak beres dalam tubuh kita.

Lagi-lagi, hal yang kita merupakan hal buruk, ternyata merupakan hal terbaik yang bisa kita dapatkan, karena Dia memang telah mengaturnya, dan Dia selalu Tahu apa yang terbaik untuk kita. Bersyukurlah, karena kita diciptakan sebagai manusia, dengan kesempurnaan yang luar biasa.

Silakan sebarkan, dan tetap positif^^
@sunanulh

Friday, April 12, 2013

Terima Kasih

Kali ini saya ingin membahas sedikit tentang salah satu pikiran yang harus dihapus dalam otak kita. Pikiran ini seperti sebuah noda hitam yang kecil tapi sangat sulit dihilangkan, dan pikirna ini akan mampu mengurangi kebahagiaan kita dan membuat hidup tidak tenang jika kita masih memeliharanya dalam hati. Dia adalah 'mengharapkan ucapan terima kasih' dari orang lain. 

Perasaan ini sangat halus, dan seringkali tidak terasa. Ketika kita selesai membantu seseorang, kemudian orang tersebut bilang terima kasih, kita akan senang mendengarnya. Namun ketika orang tersebut bahkan tidak melihat kita, dan sama sekali tidak memberikan ucapan terima kasih, kita jadi dongkol dan bete sendiri.  Padahal sejak awal kita niatnya pengen ikhlas, tapi mendapat perlakuan yang seperti itu, membuat kita sedikit gusar. Nah, artinya perasaan itu memang sangat halus dan sangat tidak terasa, namun dampaknya besar bagi jiwa.

Tuhan menciptakan manusia dan terus memberikan kasih sayangNya. Namun setelah mendapatkan nikmat, manusia akan lupa darimana nikmat itu dan siapa yang telah memberikannya nikmat. Mereka malah menggunakan segala kenikmatan tersebut untuk berbuat dosa. Namun ketika mereka dalam kesusahan, barulah mereka ingat dari siapa sebenarnya kenikmatan itu. Bayangkan, kepada Tuhannya saja mereka seringkali lupa berterima kasih, apalagi cuma kepada kita cuma manusia biasa, yang juga punya banyak salah.

Ternyata, penyakit seperti itu adalah penyakit yang umum diderita manusia di dunia. Mereka seringkali melupakan siapa yang telah membantunya, bahkan sering membalasnya dengan hal yang tidak pantas, atau malah bersikap buruk terhadap orang yang telah membantunya. Ini wajar sekali.

Cerita tentang seorang ibu, yang telah melahirkan anaknya, menyusuinya, merawat, dan membesarkan anak tersebut dengan penuh kasih sayang. Dan ketika anak tersebut sudah tumbuh besar dan dewasa, dia malah sering membentak dan melukai hati sang ibu. Dan cerita ini sangat banyak kita temui di seluruh dunia.

Namun apa yang dilakukan ibu tersebut? Seorang ibu akan terus menyayangi dan mencintai buah hatinya meski bagaimanapun perlakuan anaknya padanya. Meski hanya lewat doa, dia akan tetap menyayanginya, tanpa mengharapkan balasan apapun dari anaknya, malah dia selalu berharpa anaknya bis aterus berbahagia.

Itulah sebenarnya yang harus kita lakukan, memberi dan terus memberi, membantu dan terus membantu, dan jangan pernah mengharap balasan apapun dari orang lain. Terus berbuat baik, terus melakukan hal bermanfaat, tanpa mengharap pujian ataupun ucapan terima kasih dari orang. Namun berbuatlah tulus, ikhlas karena Tuhan. Jika memang ingin mengharap balasan, berharaplah HANYA pada Tuhan, bukan pada manusia. 

Lupakan kebaikan kita kepada orang lain, ingatlah kebaikan orang lain kepada kita.

Mulai sekarang, mari kita benahi lagi, dan kita bersihkan sedikit demi sedikit penyakit ini, agar kita bisa menjadi menusia yang lebih tulus, dan kita akan lebih mudah untuk berbahagia.

Semoga bermanfaat, dan tetap positif...:)

Tuesday, April 9, 2013

Mengobati Kekecewaan

Pernah kah kita mengalami kekecewaan? Dikecewakan oleh teman, kecewa dengan pencapaian yang didapat, dan kecewa akan masa lalu yang suram. Kekecewaan itu kemudian tumbuh menjadi kekesalan dan ketidakbahagiaan, kemudian kita akan mempunyai seribu alasan untuk menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan akhirnya kita merasa terusik dan tak pernah bisa tenang.

Ada seorang perempuan, dia menyukai seorang laki-laki, kemudian mereka menjadi semakin dekat. Mereka kemudian sering menghabiskan waktu berjalan-jalan, ngobrol, dan melakukan banyak aktivitas. Namun setelah beberapa bulan, perempuan ini merasa tidak puas, dia merasa laki-laki ini tidak bisa lagi menjadi pendampingnya, dia merasa kecewa dengan laki-laki itu dan akhirnya meninggalkannya.

Banyak hal, banyak orang seringkali mengalami hal di luar dugaan, mendapatkan apa yang tidak sesuai rencana, atau bahkan tidak mendapatkan hasil apapun. Dan akhirnya mereka kecewa. Mereka tidak pernah tahu bahwa sumber dari rasa kecewa ini bukan karena orang lain atau pihak luar, namun kekecewaan timbul dari dirinya sendiri.

Terlalu berharap, adalah hal yang memicu kekecewaan. Seseorang yang terlalu berharap bahwa pasangannya akan mampu membahagiakan dia, kemudian suatu hari terjadi maslah, sehingga orang tersebut menjadi kecewa dan menyalahkan pasangannya. Padahal, tidak ada yang lebih patut untuk disalahkan kecuali diri kita sendiri. Kenapa kita terlalu berharap pada hal yang tidak pasti? Kenapa kita terlalu berharap pada orang lain?

Hal selanjutnya yang membuat kekecewaan adalah kurangnya penerimaan dalam diri. Ketika sudah berusaha sekuat tenaga, mengorbankan pikiran dan tenaga, namun apa yang terjadi tidak berjalan sesuai rencana, atau mendapatkan hasil yang tidak maksimal, hal ini akan membentuk kekecewaan, jika kita tidak memiliki rasa menerima, kemampuan menerima apa yang kita dapatkan, kemampuan mensyukuri apa yang telah kita miliki, bukan menggebu mencari apa yang belum dipunyai.

Saat terjadi kekecewaan, ingatlah, apakah kita terlalu berharap? Ingatalah bahwa jangan pernah berharap terlalu besar pada orang lain, karena segalanya masih belum pasti, sebaliknya, berusaha lah mewujudkannya sendiri, berjuang dan bersabar, dan selalu persiapkan diri untuk menerima kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Maka saat hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan, kita sudah siap mental untuk menghadapinya, dan kita tidak lagi merasa kecewa. 

Kadang, kertika kita kecewa, kita menjadi buta, menggerutu, tak dapat menerima hasilnya, bahkan kita akan lupa untuk bersyukur, kita tak ingat lagi bahwa kita telah mendapatkan dan telah memiliki semua yang kita butuhkan. Ingatlah, meski tujuan tak seperti yang diharapkan, tapi kita telah bisa belajar, kita telah mendapatkan hal baru, teman baru, bahkan ilmu baru. Di samping itu, kita masih memiliki banyak hal yang bisa disyukuri, kita masih memiliki tubuh, kesehatan, keluarga, makanan, dan segala yang kita butuhkan, yang di luar sana masih banyak orang tidak mampu mendapatkannya. Lantas kenapa mesti kecewa?

Yang seringkali dilupakan adalah, bahwa apapun hasil dari usaha kita, makan itu adalah yang tebaik untuk kita saat itu, hanya saja kita sering tidak menyadarinya. Kadang yang terlihat buruk bagi kita, adalah yang terbaik, dan apa yang terlihat baik, mungkin bisa membahayakan kita. Makanya sudah sering saya dengar, bahwa manusia hanya bisa berusaha, namun hasil ada di tangan Tuhan. Setelah berusaha, serahkan semua hasilnya pada Yang Maha Tahu, yang akan tehu hasil apa yang terbaik untuk kita. Maka hati akan siap dan akan tenang, apapun yang terjadi.

Kekecewaan bukan berasal dari luar, tapi dari diri kita sendiri. Begitu juga kebahagiaan, tidak ada yang bisa membuat kita bahagia kecuali diri kita masing-masing. Silakan diputuskan sendiri, ingin memilih kecewa atau bahagia.

Tetap positif dan buat hari ini menyenangkan ^^

Saturday, April 6, 2013

Tips Sehat: Makanlah Pikiran

Seorang sahabat yang istrinya sedang sakit, datang ke rumah sakit menemui seorang dokter. Tidak ada yang spesial dari dokter ini, tidak ada alat canggih, tidak ada obat mahal yang memberatkan, namun wibawanya yang menyinari wajahnya, mampu menenangkan jiwa setiap yang datang padanya.

Setelah memeriksa istri teman saya, dokter itu memberikan resep dan berkata,"Saya memberikan resep ini pada Ibu, dan bisa dibeli di apotek mana saja, namun yang perlu Ibu ingat, JANGAN pernah membeli obat di resep ini sebelum Ibu YAKIN kalau Ibu akan sembuh dengan bantuan obat itu"

"Loh, kenapa begitu Dok?"

"Karena obat se-mujarab apapun, peralatan operasi secanggih apapun, atau dokter paling pintar pun, tak akan mampu menyembuhkan Ibu jika Ibu tidak yakin kalau Ibu bisa sembuh. Obat hanya sebagai perantara, namun yang menentukan Ibu bisa sembuh atau tidak adalah Ibu sendiri, pikiran dan keyakinan Ibu sendiri.

Meski Ibu berpindah dari dokter satu ke dokter lain, dari obat yang murah sampai obat termahal sekalipun, namun kalau tidak ada keyakinan dan keinginan untuk sembuuh, maka semuanya hanya akan sia-sia.

Setiap penyakit di dunia ini pasti ada obatnya. Di dalam diri manusia masing-masing, Obat dari luar hanya membantu melancarkan atau membantu memberikan sugesti pada diri kita., namun yang paling penting adalah pikiran kita yang harus menganggap bahwa diri kita akan, atau bahkan sudah sembuh.

Mengasah keyakinan ini memang tidak mudah, akan sangat sulit pada awalnya, namun ketika Ibu menyadari betapa besar kekuatan pikiran Ibu, maka Ibu tak akan lagi merasakan sakit, malah Ibu akan merasakan nikmatnya kesehatan,

Tubuh manusia dibuat dengan sangat sempurna, mulai tubuh, pikiran, sampai jiwa, semuanya telah diciptakan dengan sangat semputna, tidak kurang satu apapun. Maka ketika kita sakit, itu artinya tubuh menyalakan sebuah alarm, pertanda bahwa ada yang salah dengan diri kita, apakah terlalu banyak makan, terlalu stress, atau terlalu berenergi negatif, dan semuanya bisa kita sembuhkan sendiri.

Ingat, pikiran kita akan mempengaruhi kondisi tubuh kita, jika kita selalu mengeluh sakit, maka tubuh akan menjadi sakit, jika kita selalu berprasangka buruk pada apa yang kita makan, maka tubuh akan menjadi seperti apa yang kita 'sangka'kan. Begitu juga sebaliknya, jika kita selalu berfikiran positif, maka tubuh ini akan ikut positif, sehat, dan bugar. Ketika kita berfikir kalau kita sehat-sehat saja, maka tubuh juga tak akan merasakan sakit.

Jadi jika Ibu selalu bilang, "aduh pusing" atau "sakit banget nih" kemudian "aduh, aku bisa sembuh gak ya?" atau segala keluhan lainnya, artinya Ibu sudah memberikan racun pada diri sendiri, sehingga Ibu akan menjadi pusing, sakit,bahkan tidak sembuh. Begitu juga ketika kita akan makan. Jika sebelum makan saja kita sudah mikir diabetes lah, kolesterol lah, makanan gak sehat lah, kemudian kita makan sambil kepikiran hal-hal tersebut, artinya kita sedang memberikan makanan berupa penyakit tadi ke tubuh. 

Sebaliknya, jika kita makan dengan biasa, tanpa perlu mikir macam-macam, tanpa takut terjadi apa-apa, maka tubuh juga akan bekerja seperti biasa. NIkmati saja setiap makanan yang kita makan, makanlah dengan tenang dan damai, dan tidak berlebihan, maka kita akan tetap sehat. Tapi ya jangan sengaja makan obat nyamuk. 

Pikiran juga gitu, selalu jaga pikiran agar tetap semangat, tetap percaya bahwa sakit akan segera pergi dari tubuh, dan lakukan kegiatan seperti biasa, seakan kita tidak pernah sakit apapun, maka sakit gak akan betah, dan akan segera pergi. Yang bikin sakit kita betah di tubuh adalah karena kita memanjakan diri, menganggap badan sakit parah, males gerak, dan membuat suasana seakan sakitnya udah gak tertolong. Yang ada malah sakit beneran nanti...."

"Gitu ya Dok..."

"Mulai sekarang, yakinlah kalau kita pasti sembuh, lakukan hal positif, pikirkan hal positif, dan BERSIHKAN kotoran hati, mulai rasa marah, dendam, iri, tak bisa memaafkan, sombong, dan lain-lain, maka kita akan bisa hidup dengan tubuh yang sehat, serta jiwa yang bahagia, dmai, dan sejahtera. Segalanya dari kita, dan akan kembali pada diri kita."

Saya bilang,"Wow" :D

Tetap Positif dan selalu Bahagia ya ^^

Friday, April 5, 2013

Jangan Marah Ya...

Ketenangan jiwa memang sangat mahal dan butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Doni sedang hangout bersama teman-temannya di mall. Mereka berencana bersantai sejenak di sebuah cafe, setelah itu mereka melanjutkan dengan menonton konser salah satu band ternama. Akhirnya mereka menonton dan bergembira di sana. Tanpa sengaja, seorang pemuda lain menyenggol Doni hingga dia Doni terjatuh. Karena emosi Doni mendorong pemuda itu. Akhirnya pertengkaran tak bisa terelakkan lagi. Dan ketika emosi sudah memuncak, dengan sebongkah batu, Doni menghantam kepala pemuda tadi sampai meninggal.

Apa yang didapat olehnya? Masuk kemar yang berointu jeruji besi, dengan jiwa yang penuh penyesalan dan rasa malu terhadap semua orang. Doni pun tak pernah menyangka hangout yang awalnya menyenangkan bisa berujung seperti itu.

Kita semua pasti pernah terbawa emosi yang meledak-ledak, kemarahan, ataupun perasaan ingin membalas. Wajar, karena tiap manusia memiliki otak yang cenderung seperti hewan, yang ingin segalanya terpenuhi meski dengan cara apapun. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bahwa manusia juga memiliki hati, yang bisa mengatur emosi itu seperti seharusnya, yang bisa meredam kemarahan dan mengalihkannya menjadi hal lain yang lebih positif.

Tidak akan ada yang kita dapatkan setelah melampiaskan kemarahan, selain hanya penyesalan dan rasa malu. Penyesalan tentang apa yang telah kita lakukan, penyesalan tentang kerugian yang telah kita sebabkan, serta penyesalan atas perbuatan yang kita harap kita bisa membatalkan sebelumnya. Rasa malu pada diri sendiri, keluarga, serta teman kita, rasa malu yang kita tak pernah tahu kapan akan berakhir.

Kita juga pasti sudah tahu itu, kita pasti sudah menyadari bahwa kemarahan hanya akan menimbulkan kerugian, namun, sekuat apa kita mampu membendungknya? Setan mampu dengan mudah mengalahkan kita ketika kita dalam 3 kondisi, yaitu saat kita marah, nafsu sedang naik, dan ketika kita lalai. Saat itulah kita akan dengan mudah dikuasai setan dan kita dengan berani melakukan tindakan yang kita tahu kalo tindakan itu tidak boleh dilakukan.

Maka ketika seorang shahabat bertanya kepada Nabi tentang bagaimana agar bisa hidup dengan lebih baik, Nabi mengatakan,"Jangan marah, jangan marah, jangan marah."

Memang mudah diingat, dan bahkan semua orang juga tahu. Tapi, bagaimana cara mempraktekannya dalam kehiduypan? Sedangkan lingkungan kita seringkali membuat kita marah, keluarga bikin emosi, dan dunia ini semakin tidak karuan?

Mungkin beberapa langkah ini akan membantu kita menghadapi emosi dan kemarahan kita dalam kehidupan:
  1. Menahan rasa marah, apapun yang membuat emosi kita naik, sebisa mungkin kita redam sebelum emosi itu benar-benar naik dan membuat kita lepas kendali
  2. Berwudhulah. Karena sebenarnya kemarahan itu layaknya api, dan bisa dipadamkan dengan air. Ketika dirasa wudhu kurang mampu, maka mandilah sekalian :)
  3. Berganti posisi. Ketika kita marah dengan berdiri, cobalah untuk duduk, ketika kita marah saat sedang duduk, cobalah berbaring, maka tingkat emosi kita akan teredam.
  4. Ketika kemarahan memuncak, diamlah, diam dan jangan berbicara apapun. Ini akan membuat keadaan lebih baik, karena ketika kita marah, kata-kata yang keluar hanya akan memperburuk keadaan. Jadi, diam, tanpa perlu update status maupun ngetwit.
  5. Ingat-ingatlah, betapa tinggi kebaikan yang dimiliki oleh oeang-orang yang mampu menahan marahnya, orang yang mempunyai kesabaran tinggi. Berjuanglah untuk memaafkan, memberikan maaf pada sesama, serta bersikaplah lebih toleran. 
Setelah Doni keluar dari hukumannya, dia meminta maaf pada semua yang terlibat, dan dia menjadi lebih berhati-hati dalam melangkah, karena dia tak ingin lagi merasakan penyesalan, merasakan rasa malu.

Padamkanlah api jiwa yang membakar kebaikan kita, padamkanlah dengan air penejuk jiwa berupa keyakinan dan hati nurani. Semoga setiap luka terobati, dan setiap kesabaran segera mendapat pertolongan.
Tetap positif dan selalu jaga suasana jiwa kita.