Friday, April 5, 2013

Jangan Marah Ya...

Ketenangan jiwa memang sangat mahal dan butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Doni sedang hangout bersama teman-temannya di mall. Mereka berencana bersantai sejenak di sebuah cafe, setelah itu mereka melanjutkan dengan menonton konser salah satu band ternama. Akhirnya mereka menonton dan bergembira di sana. Tanpa sengaja, seorang pemuda lain menyenggol Doni hingga dia Doni terjatuh. Karena emosi Doni mendorong pemuda itu. Akhirnya pertengkaran tak bisa terelakkan lagi. Dan ketika emosi sudah memuncak, dengan sebongkah batu, Doni menghantam kepala pemuda tadi sampai meninggal.

Apa yang didapat olehnya? Masuk kemar yang berointu jeruji besi, dengan jiwa yang penuh penyesalan dan rasa malu terhadap semua orang. Doni pun tak pernah menyangka hangout yang awalnya menyenangkan bisa berujung seperti itu.

Kita semua pasti pernah terbawa emosi yang meledak-ledak, kemarahan, ataupun perasaan ingin membalas. Wajar, karena tiap manusia memiliki otak yang cenderung seperti hewan, yang ingin segalanya terpenuhi meski dengan cara apapun. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bahwa manusia juga memiliki hati, yang bisa mengatur emosi itu seperti seharusnya, yang bisa meredam kemarahan dan mengalihkannya menjadi hal lain yang lebih positif.

Tidak akan ada yang kita dapatkan setelah melampiaskan kemarahan, selain hanya penyesalan dan rasa malu. Penyesalan tentang apa yang telah kita lakukan, penyesalan tentang kerugian yang telah kita sebabkan, serta penyesalan atas perbuatan yang kita harap kita bisa membatalkan sebelumnya. Rasa malu pada diri sendiri, keluarga, serta teman kita, rasa malu yang kita tak pernah tahu kapan akan berakhir.

Kita juga pasti sudah tahu itu, kita pasti sudah menyadari bahwa kemarahan hanya akan menimbulkan kerugian, namun, sekuat apa kita mampu membendungknya? Setan mampu dengan mudah mengalahkan kita ketika kita dalam 3 kondisi, yaitu saat kita marah, nafsu sedang naik, dan ketika kita lalai. Saat itulah kita akan dengan mudah dikuasai setan dan kita dengan berani melakukan tindakan yang kita tahu kalo tindakan itu tidak boleh dilakukan.

Maka ketika seorang shahabat bertanya kepada Nabi tentang bagaimana agar bisa hidup dengan lebih baik, Nabi mengatakan,"Jangan marah, jangan marah, jangan marah."

Memang mudah diingat, dan bahkan semua orang juga tahu. Tapi, bagaimana cara mempraktekannya dalam kehiduypan? Sedangkan lingkungan kita seringkali membuat kita marah, keluarga bikin emosi, dan dunia ini semakin tidak karuan?

Mungkin beberapa langkah ini akan membantu kita menghadapi emosi dan kemarahan kita dalam kehidupan:
  1. Menahan rasa marah, apapun yang membuat emosi kita naik, sebisa mungkin kita redam sebelum emosi itu benar-benar naik dan membuat kita lepas kendali
  2. Berwudhulah. Karena sebenarnya kemarahan itu layaknya api, dan bisa dipadamkan dengan air. Ketika dirasa wudhu kurang mampu, maka mandilah sekalian :)
  3. Berganti posisi. Ketika kita marah dengan berdiri, cobalah untuk duduk, ketika kita marah saat sedang duduk, cobalah berbaring, maka tingkat emosi kita akan teredam.
  4. Ketika kemarahan memuncak, diamlah, diam dan jangan berbicara apapun. Ini akan membuat keadaan lebih baik, karena ketika kita marah, kata-kata yang keluar hanya akan memperburuk keadaan. Jadi, diam, tanpa perlu update status maupun ngetwit.
  5. Ingat-ingatlah, betapa tinggi kebaikan yang dimiliki oleh oeang-orang yang mampu menahan marahnya, orang yang mempunyai kesabaran tinggi. Berjuanglah untuk memaafkan, memberikan maaf pada sesama, serta bersikaplah lebih toleran. 
Setelah Doni keluar dari hukumannya, dia meminta maaf pada semua yang terlibat, dan dia menjadi lebih berhati-hati dalam melangkah, karena dia tak ingin lagi merasakan penyesalan, merasakan rasa malu.

Padamkanlah api jiwa yang membakar kebaikan kita, padamkanlah dengan air penejuk jiwa berupa keyakinan dan hati nurani. Semoga setiap luka terobati, dan setiap kesabaran segera mendapat pertolongan.
Tetap positif dan selalu jaga suasana jiwa kita.

2 comments:

  1. Mengapa namanya harus Doni? :D

    Saya setuju bahwa semua kemarahan hanya berakhir dengan rasa malu dan penyesalan. Pengalaman mengatakan seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awalnya mau Dono, tapi rasanya lebih gak sopan :D

      Yup, efeknya juga terasa dalam jangka waktu yang sangaat lama.
      Tenkyu mas tus buat komennya^^

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...